Jumat, 23 Agustus 2019

Kecerdasan Emosional Siswa

Psikologi Pendidikan
KECERDASAN EMOSIONAL 


BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang


Emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama dengan dua aspek lainnya, yaitu kognitif (daya pikir) dan psikomotorik, emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia. Namun tidak banyak yang mempermasalahkan aspek emosi dalam proses belajar dan pembelajaran. Kecerdasan emosi memang bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi ataupun didalam pendidikan, jauh sebelumnya Thorndike telah mengungkapkan mengenai social intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik pada pria maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sosial merupakan syarat penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek kehidupannya.

Terdapat  beberapa pendapat yang mengatakan kecerdasan emosional memiliki peran yang penting bagi kesuksesan hidup seseorang. Menurut Goleman (2009:44) mengungkapkan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang setinggi-tingginya 20% bagi kesuksesan hidup seseorang, sisanya 80% lainnya diisi salah satunya oleh kecerdasan emosional. Jadi untuk menjadi pribadi yang sukses tidaklah cukup hanya mengandalkan intelektual, kecerdasan emosional juga perlu dimiliki oleh tiap individu.

Dalam proses belajar siswa, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi bekerja saling melengkapi. Emosi yang lepas kendali dapat membuat orang pandai terlihat menjadi seperti orang bodoh. Menurut Goleman (2001) dalam Naderi (2008) tanpa kecerdasan emosi, orang tidak akan bisa menggunakan kemampuan-kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimum menemukan hubungan yang kuat dan positif antara kecerdasan dan prestasi akademik. Dengan demikian, kecerdasan emosi mempengaruhi kesuksesan siswa dan dapat menyebabkan perbedaan prestasi belajar antara siswa satu dengan yang lainnya. Pada hakikatnya kecerdasan emosional berkaitan dengan bagaimana menggunakan kemampuan emosional untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri serta memahami orang lain.

1. 2 Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari kecerdasan emosional?

2.      Apa saja faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional?

3.      Apa saja yang terdapat pada aspek-aspek kecerdasan emosional?

4.      Jelaskan ciri-ciri dari seseorang yang memiliki kecerdasan emosional?

5.      Apa saja keuntungan memiliki kecerdasan emosional yang memadai?


1. 3 Tujuan

1.      Mengetahui pengertian dari kecerdasan emosional

2.      Mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi kecerdasan emosional

3.      Mengetahui aspek-aspek yang terdapat pada kecerdasan emosional

4.      Memahai ciri-ciri dari seseorang yang memiliki kecerdasan emosional

5.      Memahami keuntungan memiliki kecerdasan emosional yang memadai


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kecerdasan Emosional

Menurut Shapiro, (1997: 8) himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. 

Sedangkan menurut Dusek dalam Casmini (2007: 14) Inteligensi atau kecerdasan dapat didefinisikan melalui dua jalan yaitu secara kuantitatif adalah proses belajar untuk memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi, dan secara kualitatif suatu cara berpikir dalam membentuk konstruk bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang disesuaikan dengan dirinya.

Dan menurut Goleman (2009: 45) kecerdasan emosi merupakan kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan impuls, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan berempati dan membina hubungan dengan orang lain.

2.2   Faktor-Faktor Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosi juga akan dipengaruhi oleh beberapa faktor penting penunjangnya. Menurut Goleman (Casmini, 2007: 23-24) ada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain :

a.              Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang. Setiap manusia akan memiliki otak emosional yang di dalamnya terdapat sistem saraf pengatur emosi atau lebih dikenal dengan otak emosional. Otak emosional meliputi keadaan amigdala, neokorteks, sistem limbik, lobus prefrontal dan keadaan lain yang lebih kompleks dalam otak emosional.

b.             Faktor eksternal adalah faktor pengaruh yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor eksternal kecerdasan emosi adalah faktor yang datang dari luar dan mempengaruhi perubahan sikap. Pengaruh tersebut dapat berupa perorangan atau secara kelompok. Perorangan mempengaruhi kelompok atau kelompok mempengaruhi perorangan. Hal ini lebih memicu pada lingkungan.

2.3  Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional

Menurut Daniel Goleman (2005: 58-59) Aspek-aspek Kecerdasan Emosi yang menempatkan kecerdasan pribadi Gardner yang mencetuskan aspek-aspek kecerdasan emosi sebagai berikut :

a.       Mengenali emosi diri

Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Aspek mengenali emosi diri terjadi dari: kesadaran diri, penilaian diri, dan percaya diri. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosi, para ahli psikologi menyebutkan bahwa kesadaran diri merupakan kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.

b.      Mengelola emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan inividu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.

c.       Memotivasi diri sendiri

Dalam mengerjakan sesuatu, memotivasi diri sendiri adalah salah satu kunci keberhasilan.Mampu menata emosi guna mencapai tujuan yang diinginkan.Kendali diri secara emosi, menahan diri terhadap kepuasan dan megendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan di segala bidang.

d.      Mengenali emosi orang lain

Kemampuan mengenali emosi orang lain sangat bergantung pada kesadaran diri emosi. Empati merupakan salah salah satu kemampuan mengenali emosi orang lain, dengan ikut merasakan apa yang dialami oleh orang lain. Menurut Goleman (2005: 59) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi dan mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan oleh oaring lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

e.       Membina hubungan dengan orang lain

Kemampuan membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi. Orang yang dapat membina hubungan dengan orang lain akan sukses dalam bidang apa pun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain.

Menurut Goleman (2005: 274) ada tujuh unsur kemampuan anak yang berkaitan erat dengan kecerdasan emosi adalah:

a.       Keyakinan

Perasaan kendali dan penguasaan seseorang terhadap tubuh, perilaku, dan dunia; perasaan anak bahwa ia lebih cenderung berhasil daripada tidak dalam apa yang dikerjakannya,dan bahwa orang-orang dewasa akan bersedia menolong.

b.      Rasa ingin tahu

Perasaan bahwa menyelidiki sesuatu itu bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.

c.       Niat

Hasrat dan kemapuan untuk berhasil, dan untuk bertindak berdasarkan niat itu dengan tekun, ini berkaitan dengan perasaan terampil, perasaan efektif.

d.      Kendali diri

Kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan tindakan dengan pola yang sesuai dengan usia; suatu rasa kendali batiniah.

e.       Keterkaitan

Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain berdasarkan pada perasaan saling memahami.

f.       Kecakapan berkomunikasi

Keyakinan dan kemampuan verbal untuk bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain. Ini ada kaitannya dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat dengan orang lain, termasuk orang dewasa

g.      Koperatif

Kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri dengan kebutuhan orang lain, termasuk orang dewasa.

Apabila unsur-unsur di atas dapat terpenuhi dengan baik, akan mempermudah peserta didik untuk mencapai keberhasilan dalam menguasai, mengelola emosi dan memotivasi diri yang berkaitan erat dengan kecerdasan emosi.

2.4  Ciri-Ciri Seseorang Memiliki Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (2007) orang yang secara emosi cakap adalah orang yang dapat mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik serta mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif.

Adapun Jack Block (dalam Goleman, 2007) dari hasil penelitiannya menyebutkan bahwa:

a.    Kaum pria yang tinggi kecerdasan emosinya, secara sosial mantap, mudah bergaul dan jenaka, tidak mudah takut atau gelisah. Mereka berkemampuan besar untuk melibatkan diri dengan orang-orang atau permasalahan, untuk memikul tanggung jawab, dan mempunyai pandangan moral; mereka simpatik dan hangat dalam hubungan-hubungan mereka. Kehidupan emosi mereka kaya, tetapi wajar; mereka merasa nyaman dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, dan dunia pergaulan lingkungannya.

b.   Kaum wanita yang cerdas secara emosi cenderung bersikap tegas dan mengungkapkan perasaan mereka secara langsung, dan memandang dirinya secara positif; kehidupan memberi makna bagi mereka. Sebagaimana kaum pria, mereka mudah bergaul dan ramah, serta mengungkapkan perasaan dengan takaran yang wajar; mampu menyesuaikan diri dengan beban stres. Kemantapan pergaulan mereka membuat mereka mudah menerima orang-orang baru; mereka cukup nyaman dengan dirinya sendiri sehingga selalu ceria, spontan, dan terbuka terhadap pengalaman sensual.

Berdasar uraian di atas, maka ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan emosi secara umum adalah mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik serta mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif. Selain itu, baik pria maupun wanita yang cerdas secara emosi, mereka mudah bergaul dan ramah, mengungkapkan perasaan dengan takaran yang wajar, mampu menyesuaikan diri dengan beban stres, mudah menerima orang-orang baru, cukup nyaman dengan dirinya sendiri sehingga selalu ceria, spontan, dan terbuka terhadap pengalaman sensual.

2.5     Keuntungan Memiliki Kecerdasan Emosional Yang Memadai

Menurut Yen, dkk. (2003) kecerdasan emosi memberi informasi penting yang menguntungkan. Umpan balik dari hati ini dapat memunculkan kreativitas, bersifat jujur mengenai diri sendiri, menjalin hubungan yang saling mempercayai, memberikan panduan nurani bagi hidup dan karier, membantu menghadapi kemungkinan yang tidak terduga, dan dapat menyelamatkan diri dari kehancuran. Kecerdasan emosi juga menuntut manusia untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri dan orang lain dan bisa memberi tanggapan yang tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Suharsono (2001), keuntungan seseorang memiliki kecerdasan emosi secara memadai adalah:

a.       Kecerdasan emosi jelas mampu menjadi alat untuk pengendalian diri, sehingga seseorang tidak terjerumus ke dalam tindakan-tindakan bodoh, yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

b.      Kecerdasan emosi bisa diimplementasikan sebagai cara yang sangat baik untuk memasarkan atau membesarkan ide, konsep atau bahkan sebuah produk.

c.       Kecerdasan emosi adalah modal penting bagi seseorang untuk mengembangkan bakat kepemimpinan, dalam bidang apapun juga.

Menurut Uno (2006) menyebutkan kegunaan emosi adalah untuk bertahan hidup dan mempersatukan semua manusia. Adapun Martin (2003) menyebutkan manfaat emosi adalah sebagai pembangkit energi, messenger (pembawa pesan), reinforcer (memperkuat pesan atau informasi yang disampaikan), dan balancer (penyeimbang kehidupan)


BAB III
PENUTUP

3. 1   Kesimpulan
Kecerdasan emosional berkaitan dengan bagaimana menggunakan kemampuan emosional untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri serta memahami orang lain. Seorang siswa yang memiliki kecerdasan emosional secara umum adalah yang mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik serta mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif. Oleh sebab itu maka penting bagi guru dan sekolah untuk lebih memperhatikan aspek afektif (kecerdasan emosional) dalam proses belajar dan pembelajaran karena hal ini juga berpengaruh terhadap kesuksesan seorang siswa ketika nanti setelah memasuki dunia kerja terjun ke masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Casmini. 2007. Emotional Parenting. Yogyakarta :PilarMedika.

Goleman, D. 2001. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. (Alih bahasa: Alex Tri Kantjono Widodo). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. 2005. Kecerdasan Emosi: Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemahan Alex Tri Kantjono. 2005. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Goleman, Daniel. 2007. Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2009). Emitional Intelligence. Kecerdasan Emosional Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ. (Terjemahan T. Hermaya). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.

Martin,          A.D. 2003. Emotional Quality Management Refleksi, Revisi dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi. Jakarta: Arga.

Naderi, H., Abdullah, R., Hamid, T. A., Sharir, J. 2008. Intelligence and Gender as Predictors of Acedemic Achievement among Undergraduate Students. European Journal of Social Sciences, 7, 2.

Shapiro, L. E. 1997. Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. (Alih bahasa: Alex Tri Kantjono). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suharsono. 2001. Melejitkan IQ, IE, dan IS. Jakarta: Inisiasi Press.

Uno, H. B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Yen, I., Tjahjoanggoro, A.J., Atmadji, G. 2003. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Kerja Distributor Multi Level Marketing (MLM). Anima Indonesian Psychological Journal, 18, 2, 187-194.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive